Pages

Monday, 1 September 2014

Tahap pertama persalinan

Anda akan merasakan dan mengenali kontraksi persalinan yang sesungguhnya, biasanya terjadi setiap 15-20 menit sekali. Keluar lendir di celana dan ketuban bisa pecah atau rembes. Bersiaplah untuk pergi ke rumah sakit, tunggu dan tetap tenang.

Apa yang terjadi?
  • Kontraksi sesungguhnya. Kini Anda bisa merasakan dan mengenali kontraksi persalinan sesungguhnya. Rasanya mirip kejang saat haid. Awalnya kontraksi berlangsung 30 detik dengan jarak teratur, setiap 15-20 menit sekali. Seiring kian dekat proses persalinan, kontraksi berlangsung semakin lama, sering dan kuat. Setiap kali kontraksi, serabut otot rahim memendek. Akibatnya, leher rahim tertarik ke atas. Penarikan  “memaksa” leher rahim membuka mulut makin lebar. Itulah yang disebut dilatasi leher rahim atau pembukaan. Tahap pertama persalinan adalah saat leher rahim meregang dan membuka, berlangsung rata-rata 8-10 jam, ada juga yang hingga 24 jam.  
  • Ada lendir di celana. Lendir kemerahan atau kecokelatan keluar dari vagina mendahului atau bersamaan dengan kontraksi. Itulah lendir yang semula “menyumbat” leher rahim sejak awal kehamilan. Kini ia  terdorong keluar oleh kontraksi.
  • Ketuban bisa pecah/rembes. Umumnya ketuban pecah pada akhir tahap pertama persalinan. Cairan ketuban berwarna putih keruh (mirip air kelapa muda) sebab bercampur lanugo (rambut halus pada janin)  dan verniks caseosa (lemak kulit bayi). Berbeda dengan air seni, jumlah cairan banyak dan tidak bisa distop.
Lakukan ini:
  • Alihkan rasa sakit kontraksi dengan melakukan hal yang membuat relaks dan mengalihkan perhatian, misalnya menonton film, membaca buku atau mandi air hangat.
  • Pergi ke rumah sakit sekarang,  apalagi bila ketuban sudah pecah dan jarak waktu antar kontraksi sudah 5 menit sekali.  Dokter atau bidan akan memeriksa kondisi Anda dan bayi,  dan memastikan apakah proses persalinan sudah  dimulai dan  berapa pembukaan.  
  • Bahas rencana persalinan, termasuk pelaksanaan IMD (Inisiasi Menyusu Dini).  
  • Tunggu dengan tenang.  Berjalan-jalan di sekitar kamar, berbaring setengah duduk, miring ke kiri agar aliran darah ke rahim lebih baik,  atau memraktikkan tehnik bernapas saat kontraksi semakin kuat... Ikuti saja insting dan apa yang “diperintahkan” tubuh.  Minta obat pereda nyeri kepada dokter? Boleh!

0 komentar:

Post a Comment